Tumor Lidah Membuatnya Tidak Bisa Makan

Maulidani
Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Demikianlah yang dialami oleh Maulidani. Anak yang masih berusia 8 tahun ini, selain menderita tumor lidah, ia harus jauh dari kasih sayang orangtuanya.

Tidak lama setelah ia lahir, lidahnya mengalami pembekakan. Menurut diagnosa dokter, Dani, begitu anak tersebut dipanggil, menderita tumor lidah. Kian hari lidahnya bertambah besar.


Karena kondisi tersebut, sang ibu tidak tahan dan pergi meninggalkan Dani. Sampai kini tidak ada beritanya sama sekali, ke mana sang ibu tersebut pergi.


Tentu saja kepergian sang istri, membuat Mastum, ayah Dani juga putus asa. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk mencari nafkah di negeri Jiran Malaysia. Kini Dani tinggal bersama kakek dan neneknya, di sebuah kampung di Mataram, Nusa Tenggara Barat.


“Saya kasihan melihat Dani. Sudah menderita, kedua orangtunya pun tidak ada di sisinya,” kata sang kakek.
Sedangkan ia sendiri tidak bisa berbuat banyak melihat cucunya seperti itu. Maklum, jangankan untuk membawa Dani ke dokter, untuk kebutuhan sehari-hari saja ia dan istrinya harus bekerja sebagai buruh tani.
Namun kehidupan seperti itu ia terima dengan ihlas. Yang sering membuatnya sedih yaitu kondisi Dani. “Dari waktu ke waktu lidah Dani semakin membengkak dan membesar,”katanya.

Pembengkakan tersebut membuat lidah Dani senantiasa dalam keadaan menjulur dan tidak dapat dimasukkan ke rongga mulut.

Kini tumor itu telah berusia delapan tahun, sesuai dengan usia Dani yang sudah memasuki tahun ke delapan. Dan selama itu pulalah, si kecil Dani harus merasakan penderitaan akibat tumor lidah yang dideritanya.
Dengan penyakit yang dideritanya itu, Dani tidak dapat merasakan nikmatnya makan dan minum. Untuk makan, Dani hanya dapat memasukkan makanan dengan dua jarinya melalui pinggir lidahnya yang membengkak. Begitu pula apabila minum, harus dengan cara diteteskan oleh orang lain dari atas lidahnya.

Begitulah kehidupan yang dijalani oleh Dani sampai sekarang.

“Saya tidak tahu sampai kapan Dani seperti ini,” kata sang kakek. Karena itulah ia berharap ada seorang dermawan yang dapat membantu meringankan beban yang dideritanya.

Sebenarnya, Dani mendapat kemudahan dan keringanan biaya dari RSUP NTB. Namun karena peralatan rumah sakit tersebut sangat terbatas, akhirnya ia tidak bisa dioperasi di rumah sakit tersebut. Pihak rumah sakit merujuknya ke RSU Sanglah Denpasar, Bali.

Namun untuk ke sana tentu butuh biaya yang tidak kecil. Karena faktor itulah sampai saat ini belum bisa dibawa ke rumah sakit tersebut.

Bagi para dermawan yang berkenan membantu meringankan penderitaan Dani dapat menghubungi  Team IMS Care 081511661002 Imron/Islamic Medical Service